Thursday, February 3

Inilah Dia, Dunia Musik di Indonesia

Perkembangan musik di indonesia bisa dikatakan sangat cepat. Bagaimana tidak, banyak band atau musisi baru yang bermunculan di kancah nasional dan dikenal dengan sangat cepat pula. Dalam waktu singkat, muncul band/musisi baru, selang beberapa lama kemudian muncul yang lain lagi. Bagus memang. Inilah tanda bahwa anak anak indonesia mulai semakin menunjukkan kreatifitasnya dalam bermain musik
. Tapi, saking berkembangnya musik dan keinginan untuk menunjukkan kreatifitas dalam bermusik, malah terasa kurang 'ngeh'. Bisa dilihat, kata-kata dalam lirik lagu banyak yang asal-asal-an dan sekenanya, bahkan kata yang tak seharusnya muncul alias 'kotor' mulai banyak digunakan. Selain itu, inti dari isi lagu bahkan dalam satu album hanya mengumbar tema 'percintaan' terus menerus, yang terkesan menye, galau dan mendayu-dayu. Memprihatinkan sekali, seperti tidak ada tema selain 'percintaan'.
Itulah sebab yang pada akhirnya peminat para pecinta musik Indonesia sendiri (termasuk saya) makin lama semakin berkurang dan bahkan berlari untuk mendengarkan permainan musik dari negara lain (barat).
Dibandingkan dengan Letto, Ada band, Sheila on 7 dan lainnya dalam beberapa tahun silam, karya musik mereka sangat menjual. Kebanyakan lagu yang mereka ciptakan bertema 'circle of life', yaitu lingkar kehidupan entah itu hubungan antar sesama manusia untuk saling mengasihi, manusia dengan lingkungan sekitar, manusia dengan binatang, juga hubungan manusia dengan tuhan dan tidak seluruhnya membahas tentang 'percintaan' yang menye-galau-mendayu-dayu.
Beberapa waktu lalu, saya sempat mendengarkan lagu karya Guruh Soekarno Putra yang kebetulan sedang diputar oleh bapak saya. Guruh Soekarno Putra atau yang dikenal dengan nama 'Guruh Gibsy', dengan genre-nya melodic-progressive atau progressive-rock ini, ternyata telah menembus pasar internasional di era 70-an. Terkesan condong ke permusikan barat. Tapi jangan salah, beliau memadukan instrumen budaya timur (Indonesia) terutama jawa-bali seperti gamelan, angklung, kenong, gong, dan lain sebagainya dengan instrumen klasik barat. Inilah yang membuat musik garapan beliau dapat menembus dunia Internasional. Seni musik nya dapat dan terkesan 'wah'.
Kembali lagi pada permusikan Indonesia sekarang ini, memang jika dibandingkan terlihat sekali kualitas musik indonesia menurun dari segi isi dan seni-nya. Tapi mau diapakan lagi, kita pun tidak bisa berbuat apa apa. Ya memang, 'Inilah Dia' kondisi dunia pasar musik Indonesia. Mau tidak mau mereka para 'musisi/band' baru juga harus menyerasikan dengan arus perkembangan musik sekarang ini. Tidak bisa disalahkan juga. Pada akhirnya, tinggal terima. Suka tidak suka, setidaknya tetap berikan senyuman dan tepuk tangan kepada mereka. 

No comments:

Post a Comment